Tampilkan postingan dengan label Article. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Article. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 April 2011

Trik jawab soal UN English


Some Tricks for Answering Questions in the 2011 National Exam

Ujian Nasional (UN) sebenarnya tidak terlalu menakutkan, bahkan bagi siswa-siswa yang tidak terlalu ‘smart’ dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, asalkan mereka tahu trik-trik atau strategi khusus untuk menjawab soal-soal UN tersebut. Didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) UN tahun 2011, tulisan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam menjawab soal-soal UN tahun 2011 mata pelajaran Bahasa Inggris.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah mengenali jenis-jenis pertanyaan yang ada dalam SKL UN 2011, yaitu sebagai berikut:

1.      Untuk SKL ‘menentukan gambaran umum’, ada beberapa model pertanyaan, misalnya:
a.     What is the text about?
b.     What does the text tell us about?
c.     What is the topic of the text?
d.     The text mainly discusses...
e.     The text tells us about...

2.      Untuk SKL ‘menentukan informasi tertentu’, model pertanyaan yang paling sering adalah:
a.   Which of the followings is true according to the text?
b.   Which of the followings is not true according to the text?
c.   The followings are true according to the text, EXCEPT....

3.      Untuk SKL ‘menentukan informasi rinci’, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, misalnya:
a.     How many reasons does the writer propose for the issue?
b.     Which of the followings is an argument against the issue?

4.      Untuk SKL ‘menentukan informasi tersirat’, pertanyaan biasanya berupa kalimat tidak lengkap yang harus dilengkapi dengan kesimpulan dari suatu paragraf atau kesimpulan dari teks secara keseluruhan. Misal:
a.     It can be concluded from the text that...
b.     We know from the text that...

5.      Untuk SKL ‘menentukan pikiran utama suatu paragraf’, bentuk pertanyaan biasanya adalah: What is the main idea of paragraph...?

6.      Untuk SKL ‘menentukan rujukan’, model pertanyaannya adalah: What does the underlined word refer to...?

7.      Untuk SKL ‘menentukan makna kata/ frase/ kalimat’, bentuk pertanyaannya adalah:
a.     What is the synonym of the underlined word?
b.     The underlined word can be replaced with...
c.     The underlined word has the same meaning with...
d.     Which of the followings is closest in meaning with the underlined one?

8.      Untuk SKL ‘menentukan tujuan komunikatif suatu teks’, pertanyaannya bisa berbunyi: What is the communicative purpose of the text?

Kedua, perlu dikenali model-model pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan, disesuaikan jenis teks. Ada beberapa soal yang bisa disiasati, yaitu sebagai berikut:

1.     Untuk menjawab pertanyaan tentang gambaran umum (...about?):

a.   Pada teks jenis message:
1)     cari kata-kata di dalam teks yang diawali kata-kata ‘to’, ‘for’, atau ‘please’.
2)     Jika di dalam teks terdapat beberapa kata “please”, “to”, atau “for”, maka isi pesan bisa dianggap sebagai “daftar hal-hal yang harus dikerjakan” (list of what to do)
3)     Jika di dalam teks terdapat sebuah kata “please...”, maka jawaban yang harus dicari dalam pilihan adalah: a request of...; a command to...; an order to...; atau a requirement to... 

b.   Pada teks jenis advertisement, ada dua macam:
1)   Untuk iklan barang/ jasa, jawaban biasanya berbunyi: an offer of ...
2)   Untuk iklan lowongan kerja (job vacancy), pilih alternatif jawaban yang ada kata-kata”
·       an offer of job as...
·       a job vacancy
·       a vacant position
·       a job advertisement, dan
·       BUKAN yang berbunyi ‘applying for a job...’

c.   Pada teks jenis news item (biasanya ditandai dengan nama kota yang ditulis dengan huruf KAPITAL semua di awal tulisan), topik teks ada pada paragraf awal, berupa “peristiwa/ kejadian”, dan BUKAN tentang orang atau tempatnya.

d.   Pada teks jenis recount, tidak ada pertanyaan tentang gambaran umum (...about?) – menurut SKL.

e.   Pada teks jenis analytical exposition yang ditandai dengan penggunaan kata-kata “reason/ why” di paragraf awal (biasanya di kalimat terakhir paragraf pertama) serta kata-kata “In conclusion, ...; Thus, ...; Therefore, (dan sebagainya) di paragraf akhir, maka jawaban untuk pertanyaan tentang gambaran umum ditandai dengan penggunaan kata-kata “the reason for...” atau “why...” pada pilihan jawaban.

f.    Pada teks jenis hortatory exposition yang ditandai dengan penggunaan kata-kata “should/ must/advice/suggest” di paragraf awal dan akhir, maka jawaban untuk pertanyaan tentang gambaran umum ditandai dengan kata-kata “should/ must/advice/suggest” pada pilihan jawabannya.

g.   Pada teks jenis explanation yang ditandai dengan penggunaan kata-kata “how/process/ phenomena” dan sebagainya pada paragraf awal (biasanya di kalimat terakhir paragraf pertama), maka jawaban untuk pertanyaan tentang gambaran umum ditandai dengan kata-kata “how/process/ phenomena” pada pilihan jawabannya.

h.   Pada teks jenis discussion yang ditandai dengan penggunaan kata-kata “however, in contrast to, on the contrary, on the one hand, on the other hand, pro/ contra, advantages/ disadvantages, benefits/ drawbacks, dan sebagainya di paragraf-paragraf tengah, maka jawaban untuk pertanyaan tentang gambaran umum ditandai dengan penggunaan kata-kata “the controversy of...; the advantages and disadvantages of...; the benefits and drawbacks of...; the pros and contras of...; the positive and negative sides of...”pada pilihan jawabannya.

Pada teks jenis discussion sangat dimungkinkan terdapat pertanyaan tentang “the advantages” atau the disadvantages”; “the positive sides” atau “the negative sides”. Misal:
Which of the followings IS NOT an advantage of watching TV?
ð  Jawaban dicari pada paragraf yang berisi disadvantages of watching TV.

Pada teks jenis discussion juga ada pertanyaan tentang informasi tersirat. Biasanya pertanyaan untuk SKL ini berbunyi:
“It can be inferred from the text that..” ATAU “It can be concluded from the text that...”
Jawabannya dapat ditemukan pada paragraf terakhir yang biasanya berisi conclusion (kesimpulan).

i.    Pada teks jenis review yang ditandai dengan penggunaan kata-kata “film, book, novel, music, actor”, dan sebagainya di paragraf awal, maka jawaban untuk pertanyaan tentang gambaran umum ditandai dengan penggunaan kata-kata “a review of...” atau “a critic of ...”

2.      Untuk menjawab pertanyaan tentang informasi tertentu (Misal: Which of the followings is true according to the text?), maka perlu diwaspadai beberapa kata yang biasanya digunakan sebagai jebakan (distractor) sebagai berikut: only, just, merely, all, every, no, not, always, never, less, more, most, serta kata-kata yang berlawanan artinya dengan yang disebutkan dalam teks. Dengan kata lain, jika pertanyaannya berbunyi seperti di atas, maka pilihan jawaban yang mengandung kata-kata seperti di atas biasanya “salah”.
Biasanya kata-kata yang digunakan dalam pilihan merupakan kebalikan dari (atau setidaknya tidak sama dengan) kata-kata yang digunakan dalam teks. Misalnya, di dalam teks disebutkan “fifty percent of Indonesians are dependent”:
Pertanyaan: “Which of the followings is true according to the text?”
a.   More than fifty percent of Indonesians are dependent
b.   Less than fifty percent of Indonesians are dependent
c.   Fifty percent of Indonesians are under seventeen
d.   Half of Indonesian populations are dependent
e.   Fifty percent of Indonesians are older people

3.      Untuk pertanyaan tentang informasi rinci - biasanya pertanyaan tentang sebab (why), jumlah (How many), kapan (When), di mana (When), bagaimana cara (How), siapa (Who), apa (what) – untuk memilih jawaban yang tepat, cari di dalam teks (kalau perlu baris demi baris) kata-kata yang terdapat di dalam pertanyaan, dan jawaban biasanya terdapat di sekitar kalimat tersebut.

Karena dalam UN tahun 2011 ini ada delapan pertanyaan tentang gambaran umum dan delapan pertanyaan untuk informasi tertentu, maka dengan menerapkan trik-trik seperti diuraikan dalam tulisan ini, insya Alloh para siswa sudah dapat menjawab SETIDAKNYA 16 pertanyaan pada reading section. Terlepas dari itu semua, tentunya usaha yang sungguh-sungguh dengan belajar keras diiringi doa yang tulus kepada Yang Maha Kuasa tidak boleh dilupakan, karena itu adalah faktor yang paling menentukan keberhasilan para siswa. Still confused? Consult your teacher!


PILIH MEDIA


PILIH-PILIH TEKNOLOGI, METODE, DAN
MEDIA PEMBELAJARAN

            Di zaman yang serba maju seperti sekarang ini, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan zaman, termasuk dalam proses pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran yang hanya terfokus pada guru dan penggunaan buku teks saja tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman. Apalagi jika ditemui masih ada kegiatan di ruang kelas di mana siswa mencatat materi dari buku milik guru, sedangkan guru yang bersangkutan hanya duduk menunggui, atau lebih parah lagi malah meninggalkan ruang kelas.
            Sekolah adalah tempat di mana siswa belajar berbagai ketrampilan hidup dan pengetahuan, supaya kelak setelah lulus mereka dapat memenuhi harapan dunia kerja. Namun ada beberapa hal yang kadang membuat siswa tidak mengikuti sepenuhnya kegiatan pembelajaran di sekolah, seperti kurangnya perhatian atau minat, kebosanan, atau terlalu sulitnya memahami materi pelajaran. Di sinilah diperlukan penggunaan media yang disertai dengan teknologi dan metode pembelajaran yang tepat..
            Metode pembelajaran adalah prosedur pengajaran yang dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan pelajaran atau untuk memasukkan informasi atau pesan. Metode pembelajaran dapat digolongkan ke dalam metode yang terpusat pada siswa dan yang terpusat pada guru. Metode pembelajaran yang terpusat pada siswa meliputi diskusi, pembelajaran kooperatif, game, simulasi, dan problem-solving. Metode pembelajaran yang terpusat pada guru misalnya adalah metode-metode presentasi, demonstrasi, latihan dan drill, dan tutorial.
Media pembelajaran didefinisikan oleh Sharon E. Smaldino dan James D. Russel dalam buku mereka “Instructional technology and Media for Learning” (2005) sebagai sarana komunikasi dan sumber informasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran. Ada beberapa manfaat penting dari penggunaan media pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Rudi Susilana dan cepi Riyana dalam buku mereka “Media Pembelajaran” (2008) bahwa media dapat menimbulkan gairah belajar, interaksi langsung antara siswa dengan sumber belajar, memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, serta meningkatkan kualitas belajar mengajar, karena pada umumnya hasil belajar dengan menggunakan media akan mengendap lama dalam memori siswa.
Ada banyak macam media pembelajaran, namun yang paling terkenal ada lima tipe dasar media, yaitu media yang berupa teks, audio, visual, media gerak, media manipulatif, dan orang. Contoh media teks adalah buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya. Audio meliputi segala sesuatu yang dapat kita dengar – suara seseorang, musik, suara mekanik (mesin mobil yang sedang berjalan), keributan, dan sebagainya. Media audio bisa berbentuk live (langsung) atau rekaman. Media visual meliputi diagram pada sebuah poster, lukisan pada papan tulis, foto, grafik di buku, kartun, dan sebagainya. Tipe media yang lain adalah media gerak. Ini adalah media yang memperlihatkan gerak, termasuk videotape, animasi, dan sebagainya. Manipulative berupa tiga dimensi dan dapat disentuh dan dipegang oleh siswa, misalnya miniatur pesawat, dan sebagainya.
            Teknologi pengajaran adalah segala macam produk teknologi yang digunakan sebagai media pembelajaran, seperti TV, video maupun audio player, dan sebagainya. Penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran dapat memaksimalkan pencapaian hasil belajar siswa, tergantung dari bagaimana guru memilih dan menggunakan teknologi untuk media pembelajarannya. Jika guru tidak pintar-pintar memilih media dan teknologi untuk kegiatan pembelajarannya, yang terjadi mungkin tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini, siswa tidak dapat mencapai hasil maksimal, dan kegiatan pembelajaran justru berubah menjadi sebuah arena pamer teknologi atau hiburan yang serba tanggung: hiburan bukan, media pembelajaran juga tidak sepenuhnya.
            Untuk dapat memilih media, teknologi, serta metode mana yang paling tepat untuk kegiatan pembelajarannya, ada beberapa acuan yang harus dipertimbangkan. Pertama, kenali karakteristik siswa. Sangat perlu dipertimbangkan, seperti apakah sikap siswa kita terhadap pelajaran, sebaik apa ketrampilan dan minat membaca mereka, keadaan sosial-ekonomi mereka, dan sebagainya. Kalau siswa kita tidak begitu tertarik, bahkan cenderung apatis terhadap pelajaran Sosiologi karena harus menghafal, misalnya, guru harus memilih media yang dapat merangsang minat mereka, seperti penggunaan video.
Guru dapat mengawali pelajaran dengan memutarkan video tentang kebudayaan suatu daerah dan dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok untuk membahas beberapa pertanyaan tentang budaya dalam video yang baru saja diputar, yang mengarah pada kesimpulan serta pendapat siswa tentang budaya itu. Cara ini akan lebih efektif dari pada siswa disuruh mempelajari buku teks tentang budaya tersebut, lalu diberi tes berupa beberapa pertanyaan tentang teks yang sudah (atau dianggap sudah) mereka baca.
Kedua, lihat tujuan pembelajarannya. Sebagai contoh, apakah guru berharap bahwa di akhir pelajaran kelak siswa dapat mengungkapkan pendapat mereka tentang suatu issue, dapat menjelaskan cara-cara melakukan sesuatu, dapat menjelaskan proses terjadinya gunung meletus, dan sebagainya. Kalau tujuan pembelajaran adalah supaya di akhir pelajaran siswa dapat menjelaskan proses terjadinya hujan dalam Bahasa Inggris, misalnya, guru dapat memilih media gerak yang berupa gambar video yang memperlihatkan proses terjadinya hujan tersebut. Metode yang dipilih bisa merupakan gabungan antara demonstrasi, latihan, serta diskusi.
Ketiga, pikirkan tentang cara mendapatkan atau membuat media yang kita perlukan. Kalau dirasa terlalu sulit untuk mendapatkan atau membuat media yang kita inginkan, kita bisa mengubah pilihan kita.
Keempat, media yang kita gunakan hendaklah praktis dan aman digunakan. Jangan sampai kita ingin menggunakan media untuk membantu proses pembelajaran, namun yang terjadi malah kita kehabisan waktu untuk mempersiapkan media tersebut. Kalau kita ingin menggunakan media yang berupa gambar-gambar, grafik, serta beberapa keterangan dengan menggunakan teknologi in focus (LCD), misalnya, kita harus memikirkan segi kepraktisannya. Kalau kita tidak bisa mempersiapkan lap top/ komputer, LCD, sekaligus layarnya sebelum pelajaran dimulai, atau semua perangkat tersebut sudah terpasang di satu tempat khusus (ruang multimedia, misalnya), sebaiknya kita pilih media lain.
            Satu-satunya hal yang mungkin menjadi kelemahan penggunaan media adalah waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkannya memang agak lama. Hal ini pula yang mungkin membuat para guru masih enggan mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan metode, media, serta teknologi pembelajaran yang modern, dan lebih memilih dikatakan “kuno” karena mengajar hanya dengan bermodal buku teks dan ceramah.        
Kalau kita sudah mempertimbangkan semua acuan di atas, kita tidak perlu ragu lagi untuk menentukan pilihan akan metode, media, serta teknologi pembelajaran yang akan kita gunakan di kelas. Kita tidak boleh juga malas mempersiapkan media pembelajaran, karena manfaatnya sungguh besar bagi siswa kita.


MENATA HATI KALA TAK HAPPY


MENATA HATI KALA TAK HAPPY
Ditulis oleh : Junainah Helmy

            Suatu ketika saya mendapati anak-anak didik saya tidak begitu kooperatif. Sejak saya masuk ke ruangan kelas, mereka sudah ribut, sulit dikendalikan. Itu bukan kali yang pertama, sebenarnya. Beberepa kali saya sudah mendapati stuasi yang demikian, dan biasanya saya menjadi jengkel, bahkan pernah marah pada anak-anak, meski akhirnya saya menyesal. Tetapi hari itu, saya coba katakan pada hati saya, “Calm down, please. Mereka kan anak-anak manis? Kalau didekati dengan santai, mungkin mereka akan dapat dikendalikan.”
            Ada seorang siswa pada hari itu, yang menarik perhatian saya. Gaya rambutnya baru. Biasanya rambutnya dibuat “jabrik”, hari itu dia tampil klimis, dengan rambutnya disisir rapi ke bawah dengan belahan tengah. Benar-benar lucu kelihatannya. Secara spontan saya tegur anak itu dengan santai, “Wah, hari ini Adi tampil dengan gaya baru, ya?” Kontan anak-anak lain ribut lagi, memberi komentar pada gaya rambut Adi yang baru.
Tapi itu tidak lama. Ketika saya beri pertanyaan berikutnya, mereka langsung antusias menjawabnya. Ini adalah pembuka jalan yang sangat mulus untuk menggiring mereka kepada pelajaran yang sesungguhnya. Dan ternyata benar. Pelajaran saya pada hari itu cukup lancar. Anak-anak juga sibuk berdiskusi ketika tiba saatnya untuk kerja kelompok. Mereka kelihatan santai belajar, sambil kadang-kadang terdengar celetukan dari mereka. Tapi tidak apa. Yang penting tidak mengganggu proses pembelajaran, dan yang lebih penting lagi, mereka dapat berhasil mengerjakan tugas pada hari itu dengan baik sekali, dan saya sangat puas dengan kegiatan pembelajaran pada hari itu.
Di saat lain sebelum itu, saya pernah mengalami situasi yang sama, di mana para siswa ribut banget. Tapi waktu itu saya tidak dapat mengontrol emosi, sehingga saya marah-marah pada mereka. Anak-anak memang selanjutnya diam, tetapi mereka diam karena takut. Dan saya lebih kecewa lagi karena ternyata pada hari itu mereka tidak dapat menyelesaikan tugas dari saya dengan baik. Dari delapan kelompok siswa, hanya tiga kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik, dua kelompok dengan kualitas sedang-sedang saja, dan sisanya sungguh mengecewakan.
Di kesempatan lain, di rumah, saya juga pernah dibuat jengkel oleh anak-anak saya. Kedua anak laki-laki saya bertengkar, tanpa ada yang mau mengalah. Awalnya mereka Cuma bercanda. Tetapi lama-kelamaan mereka saling pukul dan sama-sama menangis. Saya marah, tetapi yang terjadi malah membuat saya menangis. Si kakak protes, dan tak henti-hentinya si kecil menangis. Lalu saya tenangkan pikiran, dan saya coba alihkan perhatian keduanya. Ternyata cara ini lebih gampang. Mereka lalu secara “nggak sengaja” menjadi akrab lagi, sambil tertawa-tawa mereka sudah mulai main “bersama” lagi.
Ada lagi suatu saat ketika saya merasa sangat cemburu pada suami. Saat itu sudah jam delapan malam dan dia belum pulang. Biasanya paling lambat maghrib dia sudah sampai rumah. Berkali-kali saya telepon ke mobile phone-nya, tidak dapat nyambung. Seolah setan sudah merong-rong pikiran saya, sampai saya berpikir yang tidak-tidak tentang suami saya. Jangan-jangan dia mampir ke temannya, jangan-jangan dia..... Aah.... tak sanggup benak saya meneruskannya. Dengan perasaan yang macam-macam, saya coba tenangkan pikiran saya. Saya katakan pada diri saya sendiri, “Please, dia sedang dalam perjalanan. Jangan-jangan dia dapat halangan di jalan.” Eh? Halangan? Saya terhenyak. Tiba-tiba saya menjadi takut sekali. Saya ambil air wudlu, lalu saya tenangkan pikiran, lalu mencoba ikhlas terhadap apapun yang akan terjadi. Dan, saya berhasil melewati saat-saat menegangkan seperti itu, sekaligus mengusir rasa cemburu saya serta pikiran-pikiran yang tidak-tidak tentang suami saya.
Pengalaman-pengalaman itulah yang kemudian menginspirasi saya untuk tidak marah-marah lagi di kelas dan dalam situasi lain yang mungkin membuat saya marah, mengubah kecemburuan dan ketakutan menjadi keikhlasan, dan membuat hidup menjadi lebih sederhana. Tidak rumit. Semoga saya serta pembaca sekalian selalu dikaruniai kekuatan untuk malakukannya.

Ditulis oleh Junainah Helmy, M.Pd.
Penulis adalah guru pada MAN 1 Boyolali, jalan kates Boyolali
Jawa Tengah – 57373